Pengaruh Stres Belajar dalam
Pembelajaran Mahasiswa
Latar Belakang
Pada dasarnya, kebutuhan mahasiswa yang
semakin kompleks dibandingkan dengan siswa menuntut individu untuk bisa
menerapkan pembelajaran yang sesuai. Stress belajar akan muncul jika kondisi
ini tidak terrealisasi. Stres memiliki berbagai macam faktor dan dampak yang
merugikan. Hal ini sama sekali tidak menguntungkan bagi seseorang yang
mengalaminya.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara stres belajar terhadap pembelajaran mahasiswa.
Seseorang yang mengalami stres pada dasarnya, dirinya mengalami tekanan yang
akan mempengaruhi pembelajaran. Penulisan
ini untuk membuktikan hubungan pembelajaran mahasiswa yang benar sehingga stres
belajar dapat diminimalisir.
Definisi Stres
Stres dapat didefinisikan sebagai respon individu terhadap stressor. Menurut Robbins (2001) stres
dapat diartikan sebagai sebuah kondisi yang menekan suatu keadaan psikis
seseorang dalam mencapai kesempatan. Seseorang untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat penghalang atau batasan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2008) stres merupakan gangguan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor luar, dan ketegangan. Maka dapat disimpulkan stress adalah
bentuk ketegangan yang dialami dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Stres
juga dapat diartikan sebagai gangguan atau kerusakan pada tubuh disebabkan oleh
tuntutan yang diberikan kepada seseorang.
Definisi Pembelajaran
Pembelajaran
adalah sebuah perubahan perilaku seseorang yang relatif menetap dan muncul
melalui pengalaman(King, 2014). Menurut Trianto (2010) mengatakan bahwa “Pembelajaran
merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat
dijelaskan” (h.17). Sedangkan menurut Corey (dikutip dalam Aisyah, 2007)
mengatakan, pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara sengaja disusun untuk memungkinkan ia turut serta dalam menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu. Maka dapat disimpulkan pembelajaran adalah produk
interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan fisik ataupun mental dan
pengalaman hidup seseorang.
Gejala Stres
Menurut Luthans (dikutip dalam Rivai dan
Mulyadi, 2007) mengatakan, terdapat
beberapa gejala stres, yaitu (a) jantung sering berdebar, (b) berkeringat
dingin, (c) nyeri di perut bagian atas, (d) mudah lelah, dan (e) sakit kepala
tanpa sebab. Gejala tersebut adalah gejala yang dialami pada umumnya. Menurut
Tampubolon (2002) “Gejala-gejala stres kerja dapat berupa letih dan lelah,
kecewa, perasaan tidak berdaya, gangguan tidur, kegelisahan, ketegangan,
kecemasan, cepat marah, kehilangan rasa percaya diri, perasaan kesepian atau
keterasingan, makan terlalu sedikit, mudah tersinggung, berdebar- debar dan
sulit berkonsentrasi” (h. 5).
Faktor Penyebab Stres
Extra organizational stressors. Perubahan sosial teknologi yang signifikan. Organization stressor juga terjadi
karena perubahan keadaan dalam keluarga, keuangan dan keadaan ekonomi. Ras, dan
lingkungan tempat tinggal adalah faktor utama penyebab stres.
Organizational
stressor. Perubahan kebijakan organisasi dan struktur organisasi yang
sangat drastis adalah faktor utama penyebab organizational
stressor. Keadaan fisik dalam organisasi yang berubah, termasuk salah satu
dalam organizational stressor.
Perubahan proses dalam sturktur organisasi termasuk salah satu faktor yang
mempengaruhi.
Group
stressors. Kurangnya kerja sama dalam kelompok, dan kurang dukungan sosial
dari lingkungan sekitar. Faktor utamanya adalah terjadinya konflik
intraindividu, interpersonal, dan intergroup.
Konflik yang terjadi dalam kelompok sangat mempengaruhi stres.
Individual
stressors. Terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran dalam diri.
Individual stressors juga terdiri
dari control personal dan daya tahan
psikologis dari dalam diri. Apabila seseorang tidak bisa mengkrontol dan
mengerti dirinya sendiri individual
stressors akan terjadi.
Dampak stres
Orang yang mengalami stres dapat
mengalaminya hanya untuk sementara waktu saja atau dapat untuk waktu lama. Pada
tahap yang terakhir stres psikologik akan memperlihatkan diri dalam bentuk
sakit fisik dan sakit psikis. Seseorang yang mengalami stres cenderung
terisolasi di kelangan lingkungan dan keluarga. Cenderung penderita stres mengalami
insomnia.
Simpulan
Stres adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Stres akan datang apabila
diri kita merasa tertekan terhadap sesuatu. Gangguan atau kekacauan mental dan
emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Diri kita merasakan ketegangan.
Pembelajaran yang tidak baik mempengaruhi stres pada mahasiswa karena mahasiswa
merasa tertekan. Stres memiliki dampak yang tidak baik diantaranya seseorang
yang mengalami stres cenderung dikucilkan oleh keluarga dan teman-temannya.
Sebagian besar penderita stress mengalami
insomnia. Pembelajaran sangat mempengaruhi stress pada mahasiswa karena
mahasiswa merasa tertekan. Seseorang yang mengalami stres sebagian besar kesulitan
dalam pembelajaran karena ia dikucilkan oleh teman-temannya dan keluarganya.
Daftar
Pustaka
Aisyah, N.
(2007). Pengembangan pembelajaran matematika sd. Jakarta: Pendidikan Nasional.
Departemen
Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4).
Jakarta: Balai Pustaka.
Hidayati, F.,
Hyoscyamina, D. E., & Pariman. (2012). Penanganan stress terintegrasi:
Konsep biopsikososial dan spiritual untuk menangani stress pada remaja. Jurnal Psikologi, 9(2), 103-110.
Isnawati, S.,
& Suseno, M. N.(2013). Hubungan antara manajemen waktu dan efikasi diri
dengan stres kerja. Jurnal Psikologi, 1(2),
161-173.
King, L. A.
(2014). The science of psychology
(3rd ed.). New York, NY: McGraw Hill.
Rivai, V.,
& Mulyadi, D.(2010). Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi (3rd ed.). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala,&
Syaiful. (2010). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon, B.
(2002). Kesehatan kerja media komunikasi
kesehatan kerja. Yogyakarta: Mitra Candika.